Perencanaan Tambang |
Pertambangan adalah merupakan salah satu penghasil bahan
dasar industri (Primary Industries)
yang merupakan andil besar dalam perkembangan masyarakat modern. Contoh bahan
tambang antara lain bahan-bahan bangunan seperti misalnya batu-batuan, pasir
bahan kaca, tanah liat dan bahan semen, dll. Disamping hal tersebut ada tambang
minyak, batu bara, emas, intan dll. Pengambilan atas bahan-bahan material
tersebutdari bumi dengan penambangan mempunyai arti penting bagi perkembangan
ekonomi masyarakat.
Penambangan, secara umum dapat dikatakan sebagai suatu
proses kegiatan pengambilan bahan-bahan mineral atau batubara dari tempat
asalnya dan membawanya ke tempat pengolahan atau langsung ke pemakai.
Penambangan pada dasarnya dapat dikatagorikan menjadi
logam, non logam dan batubara. Ditinjau dari letak kegiatan penambangannya,
tatacara penembangan dapat diklasifikasikan menjadi Tambang Terbuka dan Tambang
Bawah Tanah.
Secara umum tahapan-tahapan kegiatan dalam pertambangan dapat
meliputi prospeksi, eksplorasi, evaluasi (studi pelaksanaan), perencanaan
tambang, persiapan (development), penambangan (exploitasi), pengolahan dan
extractive metalurgy.
Termasuk
perencanaan penambangan open pit dengan memberikan kemampuan untuk
menggabungkan semua pengetahuan yang telah diperoleh kedalam suatu perancangan
(penentuan pit limit) dan perencanaan (pentahapan) dan evaluasi suatu tambang
yang modern.
Dua spek penting dalam pekerjaan perencanaan tambang
adalah seperti yang telah disebutkan diatas yaitu perancangan pit atau
penentuan batas akhir pertambangan (pit limit), serta pentahapan dan
penjadwalan produksi hingga ke perencanaan tahunan dan bulanan.
Perencanaan tambang merupakan suatu tahap yang penting
dalam studi kelayakan dan rencana operasi pertambangan. Perencanaan suatu
tambang terbukayang modern seperti saat ini memerlukan model komputer dari
sumberdaya yang akan ditambang, baik berupa blok
model untuk tambang bijih maupun gridded
seam model untuk endapan tabular seperti batubara.
Masukan yang diperlukan dalam perancangan pit limit
adalah aspek tekno-ekonomik seperti kemiringan lereng tunggal dan lereng
keseluruhan, ongkos-ongkos penambangan, pengolahan, pemurnian G&A (overhead), faktor-faktor perolehan (recovery) serta harga komoditas.
Keluaran yang dihasilkan adalah jumlah cadangan serta
distribusi ton dan kadarnya, yang harus direncanakan adalah tingkat produksi
serta tahap-tahap penambangannya. Tingkat produksi ore dan waste yang
direncanakan akan menentukan jumlah peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan.
Tingkat produksi, pentahapan penambangan (pushback)
dan penjadwalan produksi yang optimum ditunjukkan untuk memaksimalkan beberapa
kriteria finansial seperti NPV atau ROI.
Diperlukan pemahaman aspek-aspek
perencanaan pit dan waste dump,
perencanaan produksi ore dan waste, aspek geoteknik serta lingkungan.
Perencana tambang juga diharapkan lebih memahami
pula aspek analisis finansial, yang pada akhirnya menentukan tingkat keuntungan
(profitability) dari suatu usaha
pertambangan.
0 comments