Friday, June 24, 2016

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENYELIDIKAN UMUM DAN EKSPLORASI


A. U M U M

1.   Bahan galian merupakan salah satu sumber daya alam yang keterjadiannya disebabkan oleh roses-proses geologi sehingga keterdapatannya idak selalu di permukaan. Untuk mengetahui eterdapatan serta kuantitas dan kualitas bahan itu diperlukan kegiatan penyelidikan atau ksplorasi secara bertahap dengan menggunakan erbagai macam metoda.

2.   Setiap kegiatan eksplorasi harus didokumentasikan dalam bentuk laporan tertulis yang berisis seluruh kegiatan yang telah dilakukan dan hasil yang diperoleh, terutama informasi mengenai keterdapatan, sebaran, kuantitas dan kualitas endapan mineral.

3.   Laporan tersebut sangat penting artinya bukan hanya bagi usaha pertambangan karena akan dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan kegiatan berikutnya, tetapi juga bagi Pemerintah/Pemerintah Daerah dalam rangka inventarisasi smber daya mineral dan penentuan kebijakan mineral (mineral policy).

4.   Dengan makin meluasnya tuntutan otonomi, pengelolaan eksplorasi bahan galian suatu ketika akan sepenuhnya ditangani oleh daerah otonom dan mungkin akan menimbulkan berbagai macam bentuk atau format laporan eksplorasi yang akan mempersulit inventarisasi sumber daya mineral secara nasional. Oleh karena itu diperlukan suatu pedoman penyusunan laporan.

5.   Pedoman penyusunan laporan dibuat secara umum dan diharapkan tidak kaku untuk dapat digunakan sebagai pedoman penulisan laporan dari semua tahap kegiatan eksplorasi (Penyelidikan Umum dan Eksplorasi).





B. SUSUNAN DAN ISI LAPORAN

Laporan Eksplorasi meliputi ringkasan atau abstrak, tubuh utama laporan, dan informasi pendukung lainnya.



1. Ringkasan

a.   Dalam ringkasan hendaknya dikemukakan uraian singkat dari masing-masing bab laporan.

b.   Ringkasan yang lebih rinci dibuat terhadap kegiatan penyelidikan dan hasilnya seinformatif mungkin.

2. Tubuh Utama Laporan

Tubuh utama Laporan Eksplorasi Bahan Galian paling sedikit harus meliputi bab-bab pendahuluan, kegiatan penyelidikan, (yang dilakukan), hasil penyelidikan dan kesimpulan (dan saran). Secara garis besar isi setiap bab tertera di bawah ini.



a. Pendahuluan

Dalam bab ini hendaknya dikemukakan informasi umum mengenai daerah penyelidikan dan meliputi latar belakang pemilihan daerah, maksud dan tujuan penyelidikan, lokasi dan kesampaian daerah penyelidikan, demografi dan kependudukan, waktu penyelidikan, metoda dan peralatan yang dipakai serta pelaksana. Judul masing-masing sub bab tidak mengikat, akan tetapi paling paling tidak hal-hal yang bersifat umum di atas harus dicantumkan.



b. Latar belakang

1)   Dalam bagian ini hendaknya diuraikan alasan pemilihan daerah penyelidikan dan komoditas yang diselidiki baik berdasarkan pertimbangan geologi, kebutuhan pasar maupun sosial ekonomi dalam masyarakat dewasa ini.

2)  Aspek legalitas, seperti kepemilikan, hak guna lahan, kuasa pertambangan atau kontrak karya serta masa berlakunya dan lain sebagainya harus dicantumkan.



c. Maksud dan Tujuan

Tujuan penyelidikan harus dikemukakan secara jelas sehingga terlihat keterkaitannya dengan tahap eksplorasi. Komoditas yang menjadi target eksplorasi juga harus diutarakan termasuk bahan ikutan lainnya.



d. Lokasi Daerah Penyelidikan

1)   Lokasi daerah yang diselidiki baik secara administratif maupun geografis harus diutarakan dengan jelas. Luas daerah yang diselidiki, cara pencapaiannya, sarana dan prasarana perhubungan yang harus dikemukakan dalam laporan.

2)   Uraian mengenai lokasi ini harus disertai gambar beserta keterangannya yang jelas.



e. Keadaan Lingkungan

Sedapat mungkin harus diuraikan tentang kondisi sosial budaya penduduk setempat

dan mata pencaharian mereka. Informasi mengenai iklim, topografi, vegetasi, tataguna lahan dan infrastruktur yang ada di daerah setempat juga harus diutarakan dalam laporan.



f. Waktu

Waktu atau berlangsungnya penyelidikan mulai dari persiapan, kegiatan pengumpulan

data, pengolahan data sampai dengan penyusunan laporan harus dikemukakan disertai jadwal.



g. Metoda dan Peralatan

Metoda dan peralatan yang digunakan seperti alat-alat geofisika, pemboran, alat

ukur dan lain sebagainya juga harus dicantumkan. Bila peralatan yang dipakai cukup banyak dan bervariasi daftarnya dicantumkan dalam lampiran.



h. Pelaksana

Jumlah tenaga kerja terutama yang bertalian dengan kegiatan eksplorasi harus dicantumkan dalam laporan, termasuk kualifikasi/keahliannya.



i. Geologi

Dalam bab ini hendaknya dikemukakan informasi umum mengenai geologi umum,

geologi lokal dan sumber daya mineral serta penyelidik dan hasil penyelidikan terdahulu.



1) Geologi Umum

ˆ Mengacu dari literatur atau hasil penyelidikan terdahulu agar diuraikan mengenai keadaan geologi secara regional yang meliputi geomorfologi, stratigrafi, (formasi, jenis batuan) tektonik dan/ atau struktur, dan lain sebagainya) termasuk sumberdaya mineral yang terdapat di wilayah itu.

ˆ Agar disertakan pula (dalam bentuk gambar satu halaman - one page size atau  lampiran) peta geologi regional sehingga jelas posisi daerahpenyelidikan di wilayah itu.



2) Geologi Lokal dan Sumber Daya Mineral

ˆ Sejauh yang sudah diketahui agar diuraikan mengenai keadaan geologi sekitar daerah penyelidikan secara lebih teperinci yang bertalian dengan keterdapatan mineral.

ˆ Bila di daerah itu sudah diketahui keberadaan sumber daya mineralnya agar diuraikan pula mengenai keterdapatan atau indikasi pemineralan, jenis, tipe endapan, sebaran, bentuk tubuh bijih (ore body) dan sebaran bijihnya.

ˆ Hendaknya diuraikan juga perkiraan mengenai terbentuknya (genesa) endapan mineral logam dalam kaitannya dengan lingkungan geologi tertentu.

ˆ Uraian mengenai hal tersebut mengacu pada hasil penyelidikan terdahulu.



3) Penyelidik dan Hasil Penyelidikan Terdahulu

Sedapat mungkin harus diuraikan secara singkat mengenai para penyelidik

terdahulu dan hasilnya. Bila tersedia agar dipaparkan pula secara ringkas informasi

hasil penyelidikan geologi, geofisika, geokimia dan metoda lain yang pernah dilakukan di daerah tersebut, baik oleh instansi/organisasi yang sama atau pihak lain.



j. Kegiatan Penyelidikan

Dalam bab ini hendaknya dikemukakan seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan selama penyelidikan, mulai dari persiapan, pengumpulan data (kegiatan di lapangan) sampai pengolahan data, termasuk analisis laboratorium, dan pembuatan laporan. Jenis kegiatan tersebut pada umumnya sesuai dengan tahap eksplorasi dan berkaitan erat dengan maksud dan tujuan penyelidikan. Oleh karena itu kegiatan dalam suatu laporan eksplorasi umum.

Isi pokok masing-masing kegiatan tersebut akan dijelaskan secara berurutan di bawah ini.



1) Persiapan

ˆ Hendaknya diuraikan mengenai penyediaan peta dasar untuk kegiatan lapangan, apakah peta topografi dan/ atau peta geologi sudah tersedia atau berdasarkan penafsiran data penginderaan jauh (foto udara, foto satelit, SLAR, SAR dan lain sebagainya).

ˆ Bila penafsiran topografi dan geologi berdasarkan data penginderaan jauh, hendaknya diuraikan hasilnya dengan jelas, skala peta dasar juga harus dicantumkan.



2) Pemetaan Geologi

ˆ Dalam pemetaan geologi agar dijelaskan apakah juga dilakukan pengukuran lintasan.

ˆ Bila dilakukan pemetaan geologi lebih terperinci di daerah terpilih, batas wilayahnya (koordinat) juga disebutkan.

ˆ Bila pemetaan sudah mengarah ke penyelidikan tubuh bijih, pengukuran terhadap arah jurus dan kemiringan, bentuk-bentuk sebaran dan ukuran tubuh bijih hendaknya dilakukan dengan cermat.

ˆ Agar dijelaskan cara pengambilan Contoh batuan atau pemineralan (chip, grab, channel dan lain sebagainya) Daftar Contoh agar dilampirkan dalam bentuk tabel.

˜ Pemerian batuan dan pemineralan agar disertakan dalam bentuk tabel sebagai lampiran.

3) Penyelidikan Geokimia

ˆ Dalam bagian ini hendaknya diuraikan mengenai metoda yang digunakan (geokimia endapan sungai, tanah, batuan dan pendulangan) sesuai dengan tahap eksplorasi yang dilakukan Pola (berdasarkan orde sungai, catchment area, spur and ridge, grid) kerapatan pengambilan Contoh dan jumlahnya endaknya juga dibahas dengan rinci.

ˆ Lokasi Contohh hendaknya diperlihatkan dalam bentuk peta da disertai daftar Contoh yang menunjukkan koordinat dan jenis Contohh.

ˆ Bila tidak seluruh daerah penyelidikan diambil Contohnya hendaknya diuraikan  mengeai daerah mana saja yang diselidiki, batas wilayah (koordinat) dan luasnya.



4) Penyelidikan Geofisika

ˆ Penyelidikan geofisika hendaknya disertai penjelasan mengenai metoda geofisika yang dipakai (IP, SP, seismik, side scan sonar, sounding, pasang surut, graviti dan lain sebagainya). Pola dan kerapatan titik pengamatan serta pengukuran lintasan harus dikemukakan secara rinci.

ˆ Bila tidak seluruh daerah penyelidikan diambil Contohnya hendaknya diuraikan  mengenai daerah mana saja yang diselidiki, batas wilayah (koordinat) dan luasnya.



5) Pemboran, sumur uji, parit uji

ˆ Pemboran yang dilakukan hendaknya disertai penjelasan apakah merupakan pemboran inti atau bukan. Peralatan yang digunakan hendaknya dijelaskan sebaik-baiknya.

ˆ Cara pembuatan sumur dan/atau parit uji harus dikemukakan dengan rinci apakah secara manual atau mekanis. Pola dan kerapatan lokasi pemboran, parit dan/atau sumur uji harus dikemukakan dalam laporan dan disertai peta lokasi.

ˆ Data setiap pemboran, sumur dan parit uji yang menunjukkan kedalaman, jenis batuan dan pemineralan, serta informasi lain hendaknya disusun dalam bentuk tabel  sebagaimana lazimnya dan dimasukkan sebagai lampiran.

ˆ Cara pemercontohan dan jumlah Contoh hendaknya juga dikemukakan dengan rinci.



6) Pengukuran topografi

ˆ Pengukuran topografi yang dilakukan sesuai dengan tahap eksplorasi agar diuraikan dengan rinci, apakah menggunakan alat ukur konvensional atau kompas dan tali.

ˆ Luas daerah yang diukur harus dikemukakan.



7) Penyelidikan Lain

Bila eksplorasi sudah memasuki tahap rinci (untuk estimasi sumber daya terukur),

penyelidikan lain seperti hidrogeologi lingkungan (gangguan K-3),uji coba

penambangan, pengolahan dan lain sebagainya perlu dilakukan. Penyelidikan

tersebut harus dilakukan terutama bila studi kelayakan sudah akan dilakukan.

a) Penyelidikan Laboratorium

Nama laboratorium tempat analisis (kimia dan fisika) hendaknya disebutkan dalam laporan dan sejauh mungkin menggunakan laboratorium yang telah terakreditasi.



Analisis Kimia

ˆ Hendaknya dijelaskan mengenai metoda analisis dan pelarutan Contoh yang  digunakan. Penggunaan kontrol analisis hendaknya juga dibahas dalam laporan.

ˆ Jenis unsur dan jumlah Contoh yang dianalisis hendaknya dibahas dalam laporan dan disertai daftar Contoh dan hasil analisisnya (Lampiran B). Sertifikat hasil analisis  hendaknya juga dilampirkan.

Analisis Fisika

ˆ Dalam laporan hendaknya dikemukakan jenis analisis fisika yang dilakukan (petrografi, mineragrafi, mineral berat dan lainnya) serta jumlah Contoh yang dianalisis.

ˆ Daftar hasil analisis hedaknya dilampirkan.



b) Pengolahan Data

ˆ Dalam bab ini hendaknya diuraikan secara rinci mengenai pengolahan data yang  digunakan, dengan cara statistik, menggunakan komputer atau manual. Asumsi yang dibuat untuk menentukan anomali, baik geofisika, geokimia maupun data mineral berat hendaknya juga dijelaskan

ˆ Cara penggambaran peta anomali (geofisika dan/atau geokimia) harus dijelaskan (dengan kontur, dot dan lain sebagainya).



c) Pengelolaan Contoh

ˆ Dalam Laporan Eksplorasi, selain metoda pemerContohan hendaknya juga dijelaskan mengenai pemer- Contohan duplikat, cara preparasi Contoh, prosedur pengiriman Contoh dari lapangan ke laboratorium dan tempat penyimpanan.

ˆ Agar dijelaskan pula mengenai pengarsipan dan penyimpanan Contoh.





k. Hasil penyelidikan

ˆ Dalam bab ini hendaknya diuraikan seluruh hasil kegiatan penyelidikan yang telah dilakukan satu persatu, mulai dari pemetaan geologi, penyelidikan geokimia, penyelidikan geofisika sampai metoda lain yang dilakukan. Uraian dapat dipisahkan

dalam sub-bab, ataupn per alenia yang mengalir dengan serasi, sesuai dengan topiknya

ˆ Hasil penyelidikan bukan semata-mata mengemukakan data tetapi harus disertai analisis berdasarkan acuan yang ada.

(1) Geologi

ˆ Dalam bab ini hendaknya diuraikan mengenai karakteristik litologi atau batuan dan keterkaitannya satu sama lain, struktur, mineralogi, ubahan batuan di daerah penyelidikan. Hendaknya dibahas pula mengenai kemungkinan keterkaitan atau

kontrol pemineralan dengan batuan atau struktur.

ˆ Hendaknya diuraikan pula mengenai model geologi bawah permukaan dan penarikan kesimpulan yang dilakukan berdasarkan model ini.

(2) Geokimia

ˆ Dalam bab ini hendaknya diuraikan mengenai keterdapatan dan pola anomali masing-masing unsur. Keterkaitan dan hubungan antar unsur (asosias) juga harus dibahas dalam bab ini.

ˆ Harus dijelaskan pula mengenai penafsiran daerah anomali dalam kaitannya dengan  keadaan geologi sehingga jelas apakah anomali bertalian dengan kondisi geologi atau pemineralan.

ˆ Peta anomali geokimia harus dilampirkan

(3) Geofisika

ˆ Hendaknya diuraikan secara rinci mengenai pengolahan data yang digunakan dan  asumsi yang dibuat untuk menentukan anomali. Kemungkinan mengenai adanya kesalahan dalam penafsiran juga harus dijelaskan.

ˆ Agar dijelaskan cara penafsiran apakah kualitatif atau kuantitatif (1 dimensi, 2 dimensi atau 3 dimensi).

ˆ Sesuai dengan tahap penyelidikan agar dijelaskan hasil penafsiran, khusus untuk penyelidikan rinci agar dijelaskan misalnya bentuk anomali, jumlah lapisan. ketebalan

tanah penutup, kedalaman tubuh anomali, arah anomali, lebar anomali dan lain  sebagainya.

ˆ Agar dijelaskan mengenai penafsrian geologi dan pemineralan yag dilakukan untuk mengontrol anomali geofisika.

ˆ Peta anomali geofisika agar dilampirkan.



(4) Pemboran, sumur-uji, parit-uji

ˆ Hasil pemboran, sumur-uji, parit-uji disusun dalam bentuk korelasi satu sama lain. Berdasarkan data itu hendaknya diuraikan mengenai geologi dan pemineralan sehingga

jelas kelihatan gambaran mengenai bentuk tubuh bijih dan kemenerusannya di bawah permukaan.

ˆ Informasi mengenai jumlah lubang bor, sumur-uji, parit-uji yang menerobos pemineralan hendaknya dikemukakan dengan jelas.

ˆ Peta korelasi antara lubang bor, sumur-uji, parit-uji harus dilampirkan.



(5) Pemineralan dan Bahan Galian

ˆ Dalam bagian ini hendaknya dikemukakan dengan rinci mengenai keadaan endapan/

pemineralan seperti tipe endapan, jurus dan kemiringan tubuh bijih, sebaran atau kemenerusannya (continuity), bentuknya dan ukurannya. Harus diungkapkan pula

apakah pengamatan berdasar singkapan, sumur-uji. parit-uji, atau pemboran.

ˆ Agar dijelaskan pula mengenai sebaran bijih, kadar atau kualitasnya yang didasarkan pada data loging lubang bor dan informasi Contoh lain yang digunakan dalam penafsiran sebaran bahan galian.

Sejauh mungkin harus dijelaskan hubungannnya dengan zona pemineralan yang sudah  iketahui.

ˆ Peta pemineralan yang menggambarkan sebaran, kemenerusan, bentuk dan ukuran tubuh bijih agar dilampirkan.



(6) Estimasi Sumber Daya Mineral dan

Cadangan

ˆ Dalam bagian ini hedaknya diuraikan mengenai pembatasan tubuh bijih (one body) yang akan diestimasikan sumber dayanya. Agar dijelaskan apakah pembatasan tubuh bijih dilakukan secara intrapolasi atau ekstrapolasi.

ˆ Hendaknya dibahas mengenai kecukupan kerapatan titik pengamatan dan Contoh untuk meyakinkan kesinambungan pemienralan dan untuk menyediakan data dasar

yang memadai bagi keperluan korelasi

ˆ Harus dijelaskan pula metoda estimasi sumber daya mineral dan cadangan yang d digunakan dan atas atau alasan penggunaannya.

ˆ Bila telah dilakukan klasifikasi atau kategorisasi sumber daya mineral dan cadangan, hendaknya digunakan tatacara yang sudah baku (SNI No. 13-4726-1998).



(7) Kesimpulan dan Saran

Pada bagian ini hendaknya dikemukakan kesimpulan penyusun laporan mengenai penyelidikan, saran dilanjutkan atau tidak kegiatan di daerah tersebut, dan penciutan atau pelepasan daerah tersebut, dilihat dari hasil interpretasi data lapangan atau

infrastruktur yang berkembang di wilayah tersebut, serta pemecahan masalah



(8) Informasi pendukung (ilustrasi)

Informasi pendukung dapat merupakan gambar, foto, tabel, dan/atau peta yang berdasarkan keterkaitannya dapat masuk ke dalam tubuh laoporan atau lampiran

Gambar

ˆ Gambar yang dimasukkan dalam tubuh utama laporan maksimal berukuran satu  halaman (one page size), sedangkan gambar yang berukuran lebih besar dimasukkan

ke dalam lampiran

ˆ Gambar beserta keterangannya harus jelas terbaca.

ˆ Bila gambar merupakan peta atau yang menunjukkan adanya ukuran tertentu harus disertai skala atau benda berukuran tertentu sebagai pembanding.

ˆ Gambar dalam bentuk peta harus disertai peta indeks atau koordinat

ˆ Judul gambar dan nomor urutnya diletakkan di bawah gambar bagian tengah



Foto

ˆ Foto sebagai ilustrasi yang disertakan dalam laporan paling sedikit berukuran kartupos.

ˆ Foto tersebut harus jelas terkait dengan uraian dalam teks.

ˆ Judul foto dan nomor urutnya diletakkan di bawah foto bagian tengah.



Tabel

ˆ Tabel harus dibuat dengan jelas. Tabel yang berjumlah banyak (misalnya hasil analisis

laboratorium) diletakkan pada lampiran.

ˆ Judul tabel diletakkan di atas tabel dan diberi nomor urut dengan angka arah



Acuan

ˆ Daftar acuan disusun berdasarkan abjad penyusun.

ˆ Penulisan acuan dimulai dengan nama penyusun, tahun, judul, tempat pemuatan artikel (majalah), dan penerbit.



Lampiran

ˆ Informasi pendukung (gambar, foto, daftar atau tabel, dan peta) yang tidak secara langsung bertalian dengan teks dalam tubuh utama laporan dimasukkan ke dalam

lampiran

ˆ Lampiran diberi tanda urut berupa huruf kapital.

ˆ Bila lampiran berupa peta yang harus dilipat, nomor lampiran hendaknya dapat terbaca/terlihat tanpa membuka lapisan.



C. TATA LETAK

1. Secara berurutan laporan Eksplorasi berturutturut terdiri dari halaman judul,  ringkasan, daftar isi, tubuh utama laporan, daftar acuan, dan lampiran.

2. Halaman judul laporan harus jelas menunjukkan komoditas dan daerah yang diselidiki, penyusun laporan, perusahaan dan instansi pelapor, dan tahun pelaporan.

3. Daftar isi harus memuat isi laporan secara keseluruhan berturut-turut mulai dari ringkasan, bab dan sub-bab dalam tubuh laporan, daftar tabel, daftar gambar, daftar foto, dan daftar lampiran.

4. Mulai Sari sampai dengan daftar isi dicantumkan halaman urut dengan angka  Romawi.



D. ISI LAPORAN

Isi laporan disesuaikan dengan tahap penyelidikan dan secara garis besar urutan isi laporan tertera seperti di bawah ini :

Ringkasan

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Gambar

Daftar Foto

Daftar Lampiran (peta, tabel hasil analisis, dan lain

sebagainya)

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Maksud dan Tujuan

1.3. Lokasi Daerah Penyelidikan

1.4. Keadaan Lingkungan

1.5. Waktu

1.6. Metoda dan Peralatan

1.7. Pelaksana

2. GEOLOGI

2.1. Geologi Umum

2.2. Geologi Lokal dan Sumber Daya Mineral

2.3. Penyelidik dan Hasil Penyelidikan

Terdahulu

3. KEGIATAN PENYELIDIKAN

3.1. Penyelidikan Sebelum Lapangan

3.2. Penyelidikan Lapangan

3.2.1. Pemetaan Geologi

3.2.2. Penyelidikan Geokimia

3.2.3. Penyelidikan Geofisika

3.2.4. Pemboran, sumur-uji, Parit-uji

3.2.5. Penyelidikan lain (hidrogeologi, K-3, dan lain sebagainya)

3.3. Penyelidikan Laboratorium

3.3.1. Analisis Kimia

3.3.2. Analisis Fisika

3.4. Pengolahan Data

3.4.1.Pengolahan data Geologi (permukaan,

pemboran, sumur dan parit uji)

3.4.2. Pengolahan data geofisika, geokimia, mineral berat.

4. HASIL PENYELIDIKAN

4.1. Geologi

4.2. Geokimia

4.3. Geofisika

4.4. Pemboran

4.5. Pemineralan

4.6. Estimasi Sumber Daya/Cadangan

4.7. Hidrogeologi, K-3 dan lain sebagainya.

3. KESIMPULAN DAN SARAN

4. DAFTAR ACUAN

5. LAMPIRAN
Load disqus comments

0 comments