Monday, May 16, 2016

Ruang Lingkup Perencanaan Tambang


Ruang Lingkup Perencanaan Tambang
Tambang Batubara

Agar mempermudah pekerjaan perencanaan tambang terbuka, maka masalah ini biasanya dibagi menjadi beberapa tugas sebagai berikut:

1. Penentuan batas dari pit (ultimate pit limit).
Menentukan batas akhir dari kegiatan penambangan (ultimate pit limit) untuk suatu cebakan bijih, berarti menentukan berapa besar cadangan bijih yang akan ditambang (tonase dan kadarnya) yang akan memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan bijih tersebut. Dalam penentuan batas dari pit, nilai waktu dan uang belum diperhitungkan.

2. Perancangan pushback.
Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable geometries) untuk menambang habis cadangan bijih tersebut mulai dari titik masuk awal hingga ke batas akhir dari pit. Perancangan dari pushback atau tahap-tahap penambangan ini membagi ultimate pit menjadi unit-unit perencanaan yang lebih kecil dan dan lebih mudah dikelola. Hal ini akan membuat masalah perancangan tambang tiga dimensi yang kompleks menjadi lebih sederhana.
Pada tahap inielemen waktu sudah mulai dimasukkan ke dalam rancangan penambangan karena urut-urutan penambangan (pushback) telah mulai dipertimbangkan.

3. Penjadwalan produksi.
Menambang bijih dan lapisan penutupnya (waste) diatas kertas. Jenjang demi jenjang mengikuti urutan pushback, dengan menggunakan tabulasi tonase dan kadar untuk untuk tiap pushback yang diperoleh dari tahap 2). Pengaruh dari berbagai kadar batas (cut of grade) dan berbagai tingkat produksi bijih dan waste dievaluasi dengan menggunakan kriteria waktu dari uang, misalnya net present value (NPV). Hasilnya akan dipakai untuk menentukan sasaran jadwal produksi yang akan memberikan tingkatproduksi dan strategi kadar batas yang terbaik.

4. Perencanaan tambang berdasarkan urutan waktu.
Dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang dihasilkan pada tahap 3), gambar atau peta-peta rencana penambangan dibuat untuk setiap periode waktu (biasanya pertahun). Peta-peta ini menunjukkan dari bagian mana di dalam tambang datangnya bijih dan waste untuk tahun tersebut. Rencana penambangan tahun ini sudah cukup rinci, didalamnya sudah termasuk pula jalan angkut dan ruang kerja alat sedemikian rupa sehingga merupakan bentuk yang dapat ditambang. Peta rencana pembuangan lapisan penutup (waste dump) diuat pula untuk periode waktu yang sama sehingga gambaran keseluruhan dari kegiatan penambangan dapat terlihat.


5. Pemilihan alat.
Berdasarkan peta-peta rencana penambangan dan penimbunan lapisan penutup dari tahap 4) dapat dibuat profil jalan angkut untuk setiap perioda waktu. Dengan mengukur profil jalan angkut ini, kebutuhan armada alat angkut dan alat muatnya dapat dihitung untuk setiap periode (setiap tahun).
Jumlah alat bor untuk peledakan serta alat-alat bantu lainnya (seperti dozer, grader, dll) dihitung pula.

6. Perhitungan ongkos-ongkos operasi dan kapital.
Dengan menggunakan tingkat prodeksi untuk peralatan yang dipilih, dapat diitungjumlah gilir kerja (operating shift) yang diperlukan. Akhirnya, ongkos-ongkos operasi kapital dan penggantian alat dapat dihitung.

Perencanaan Tambang
Alur Penambangan

PEMBUATAN PERENCANAAN TAMBANG (DETAIL MINE DESIGN)

a. Informasi Geology
• Lokasi dan fisiografi
• Morfology
• Kemiringan Lapisan
• Jumlah Seam dan Ketebalan Seam Secara Statistik (min,avg,max, stdev)
• Skema Stratigrafi
• Insitu Coal Reserve dan Kualitasnya
• Struktur Geology
• Hidrology/Hidrogeology dan Geoteknik
b. Sales Informasi
• Rencana Sales per bulan
• Kualiti dan kuantiti target sales
• Jumlah Export dan Domestik
c. Target Produksi
• Terget Produksi
• Kapasitas dan Proses / flow mulai dari kapasitas produksi, crushing plan, hauling, Stock pile, Barge / Transshipment.
II. Parameter dan Asumsi asumsi
Informasi mengenai metode yang dipakai dalam melakukan perhitungan perhitungan.
• SR Optimasi
• Rancangan Pushback sesuai market schedule
• Parameter reserves estimates

 PERENCANAAN TAMBANG

• Mine Plan Objective, Asumsi, Kriteria
• Insitu Mineable Coal Reserve per Pit atau Per seam
• Scheduling Coal and Waste
• Mining Unit Operation
• Drilling and Blasting Plan
• Operation Cost
• Drainage Plan
• Environment Plan
• Mine Design & Layout Pit.
• Waste Dump Design

Kelengkapan Rencana Tambang

• Table
• Map / Cross section
• Database

Penutupan Tambang


Kriteria Umum
  • Pencapaian & objektif program penutupan tambang dapat diukur.
  • Mengembalikan lahan terganggu akibat kegiatan tambang menjadi lahan berguna yang disepakati berdasarkan AMDAL dan kesepakatan bersama lainnya.
  • Kesepakatan bersama dalam pengembangan lahan bekas tambang sesuai sebelum berakhirnya tambang atau aktivitas produksi.
  • Kesepakatan penutupan tambang pada pembuatan Rencana Penutupan Tambang harus detil dan bersifat dinamik.
  • Ketentuan kesepakatan penutupan tambang harus bersifat spesifik
  • Proses reklamasi lahan yang lingkungan fisiknya terganggu sebagai konsekuensi aktivitas penambangan ke kondisi secara fisik aman, stabil untuk jangka waktu lama, kecuali ada gangguan alam.
 
Kriteria Sukses Penutupan Tambang
  • Rencana Pasca Tambang harus bersifat flexible mengikuti kondisi sosio politik yang dinamis.
  • Mampu menumbuhkan pendapatan daerah dan ekonomi rakyat.
  • Mampu mengembangkan keahlian ex karyawan untuk mendukung keberlangsungan ekonomi daerah.
  • Mampu untuk memanfaatkan fasilitas ex karyawan
Dasar Hukum
  1. KepMen PE No 1211-K 1008/M-PE/1995 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
  2. UU No. 23 thn 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
  3. PP No. 27 thn 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
  4. Draft Kepres thn 2003 tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang: Bab IV: Pasca Tambang, Pasal 26, Pasal 27 dan Pasal 28
Prinsip Penutupan Tambang

1. Prinsip lingkungan hidup meliputi:
  • kualitas air permukaan & bawah tanah, tanah, udara sesuai baku mutu lingkungan serta flora dan fauna;
  • stabilitas dan keamanan jangka panjang timbunan batuan penutup, dam tailing, lahan bekas tambang serta struktur buatan lainnya;
  • keanekaragaman hayati;
  • lahan bekas tambang agar dimanfaatkan sesuai peruntukannya.
2. Prinsip K3 meliputi penciptaan kondisi aman pada pelaksanaan penutupan tambang.
3. Prinsip konservasi ekonomi berkelanjutan adalah mengganti penggerak ekonomi yang tadinya sema-mata dari tambang harus dirubah secara bertahap dengan penggerak ekonomi lainnya yang berpotensi, walaupun nilai ekonominya belum tentu setingkat dengan yang dahulu.
4. Prinsip konservasi bahan galian meliputi pengumpulan data yang akurat mengenai bahan galian yang tidak dieksploitasi dan atau diolah serta sisa pengolahan bahan galian
 
 
Load disqus comments

0 comments